Halaqah- 01 Pengertian Kitab Secara Bahasa dan Syariat. Halaqah - 02 Pentingnya Beriman Dengan Kitab-kitab Allah. Halaqah - 03 Wahyu. Halaqah - 04 Beriman Bahwasanya Kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allah. Halaqah - 05 Beriman Dengan Nama2, Kitab2 Allah Yang Kita Ketahui Namanya. Halaqah - 06 Shuhuf Ibrahim.
بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه Halaqah yang ke sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Nawaqidul Islam yang ditulis oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam membedakan antara keadaan Beliau ketika hidup dan keadaan Beliau setelah meninggal dunia. Dalam keadaan hidup, Beliau bisa mendo’akan. Ketika Beliau sudah meninggal dunia, maka Beliau tidak bisa mendo’akan. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari di dalam كِتَاب الْمَرْضَى dari Aisyah radhiyallāhu anha, ketika Aisyah sakit kepala dan mengatakan, وَارَأْسَاهْ “Aduh, sakit kepalaku.” Kemudian Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam ketika mendengar ucapan Aisyah, Beliau bersabda, ذَاكِ لو كانَ وأَنَا حَيّ فأسْتَغْفِرُ لَكِ وأَدْعُو لَكِ “Wahai Aisyah, seandainya itu terjadi yaitu meninggalnya dirimu karena sakit ini dan aku dalam keadaan masih hidup, niscaya aku akan memohonkan ampun untukmu dan niscaya aku akan mendo’akan kebaikan untukmu.” Ucapan Beliau, dan aku dalam keadaan masih hidup’, menunjukkan bahwa seandainya Beliau masih hidup niscaya Beliau masih bisa mendo’akan, tetapi kalau Beliau sudah meninggal dunia maka Beliau tidak bisa mendo’akan dan tidak bisa memohonkan ampun untuk orang lain, bahkan untuk istrinya pun, Beliau tidak bisa. Demikian pula para sahabat radhiyallahu anhum, mereka membedakan antara keadaan Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam ketika masih hidup bersama mereka dan keadaan Beliau setelah meninggal dunia. Di zaman Umar bin Khatab radhiyallāhu anhu, terjadi kemarau panjang yang dahsyat karena lama tidak turun hujan, sehingga banyak tanaman yang rusak dan hewan-hewan yang mati. Bahkan karena sangat parahnya keadaan saat itu, terjadilah banyak pencurian. Karena saking banyaknya, sampai Umar bin Khatab radhiyallāhu anhu saat itu memaafkan orang-orang yang mencuri dan tidak memotong tangan mereka. Kemudian beliau radhiyallāhu anhu mengumpulkan para sahabat dan para penduduk Madinah saat itu untuk mengadakan sholat istisqo’, meminta hujan kepada Allah. Kemudian beliau berkata, اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا إِذَا أَجْدَبْنَا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِينَا “Ya allah, dahulu kami ketika kami mendapatkan kemarau di masa Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam kami bertawassul kepada-Mu dengan Nabi-Mu, kemudian Engkau memberikan hujan kepada kami.” Bertawassulnya para sahabat di sini adalah dengan meminta do’a Beliau shallallāhu alaihi wa sallam, sebagaimana ini praktek para sahabat di dalam hadits yang lain di mana para sahabat meminta kepada Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam supaya berdo’a kepada Allah. Sebagaimana di dalam hadits, seorang Badui Arab yang masuk ke dalam Masjid Nabawi dan Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam dalam keadaan berkhutbah. Kemudian orang Arab Badui ini berkata kepada Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam supaya Beliau shallallāhu alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah meminta hujan. Maka Allah pun mengabulkan. Kemudian Umar berkata, وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا “Kemudian sekarang Ya Allah, kami bertawassul dengan paman Nabi-Mu, maka hendaklah Engkau memberikan hujan kepada kami.” Saat itu, Abbas bin Abdul Mutholib, paman Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam masih hidup. Dan bertawassul dengan paman Nabi saat itu dengan meminta do’a beliau supaya Allah menurunkan hujan. Perhatikanlah! Beliau bertawassul dengan do’a-do’a orang yang shalih yang masih hidup. Dan tidak datang ke kuburan Nabi shallallāhu alaihi wa sallam untuk meminta do’a, karena beliau radhiyallāhu Ta’āla anhu tahu bahwa yang demikian adalah kesyirikan dan tidak ada faidahnya. Padahal saat itu keadaan sangat parah. Dan tentunya dalam keadaan seperti itu, mereka mencari sebab atau cara yang paling manjur agar bisa keluar dari permasalahan tersebut. Ternyata Umar radhiyallāhu Ta’āla anhu meminta do’a dari Abbas yang masih hidup saat itu dan tidak meminta do’a dari Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam. Demikianlah, Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam dan para sahabat membedakan antara keadaan hidup dan mati. Jadi alasan bahwasanya orang-orang shalih tersebut hidup di dalam kuburan dan mendengar ucapan mereka, sehingga boleh meminta do’a darinya, maka ini adalah alasan yang tidak benar. Diantara mereka ada yang meminta do’a kepada orang-orang yang shalih yang meninggal dunia dengan alasan bahwa Allah adalah Al Khaliq Yang Maha Pencipta dan kita adalah hamba-hamba-Nya. Kita saja di dunia ketika ingin bertemu dengan seorang presiden, kita tidak bisa langsung bertemu dengan presiden tersebut, menyampaikan permintaan kita secara langsung. Akan tetapi di sana ada menteri, ajudan, pembantu-pembantu. Sulit bagi seseorang untuk sampai ke sana, kecuali melalui perantara-perantara tersebut. Kemudian orang ini mengatakan, demikian pula kita kepada Allah. Kita perlu wasithoh perantara yang menyampaikan hajat kita kepada Allah. Ini adalah alasan yang sangat lemah, karena Allah tidak bisa disamakan dengan makhluk. Allah adalah As Sami’ Yang Maha Mendengar, Al Bashir Yang Maha Melihat, Al Qadir Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu. Seandainya seluruh manusia dan jin berkumpul dalam satu tempat lalu masing-masing berdo’a kepada Allah dengan bahasa masing-masing untuk meminta dipenuhi hajatnya, niscaya Allah bisa mendengar semuanya dan bisa menunaikan hajat mereka semuanya. وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرٌ [Surat Al-Baqarah 284] “Dan Allah Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.” Adapun makhluk, maka dia adalah lemah. Makhluk tidak bisa mendengar ucapan beberapa orang yang berbicara di depannya dalam satu waktu. Apalagi menunaikan hajat mereka dalam satu waktu. Dia memerlukan pembantu, ajudan, menteri, apalagi yang diurusnya adalah jutaan manusia. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Abdullah Roy Di kota Pandeglang Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
Sejaktahun 2013, HSI (Halaqah Silsilah Ilmiyyah) AbdullahRoy menghadirkan program belajar online tentang Aqidah Islam secara ta'shil (terstruktur dan berkesinambungan) yang diasuh dan dibimbing oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzhahullahu Ta'ala.
MAHAZI HSI Ustadz Dr. Abdullah Roy, Sumber ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 📘 Silsilah Fiqh Haji 1 Halaqah 01 ~ Pengertian, Keutamaan Dan Beberapa Hikmah Haji Halaqah 02 ~ Kewajiban Haji Dan Kapan Diwajibkan Halaqah 03 ~ Pengertian, Ciri, Keutamaan Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya Halaqah 04 ~ Syarat-Syarat Wajib Haji Halaqah 05 ~ Mahrom Wanita Ketika Haji Halaqah 06 ~ Badal Haji Atau Mewakili Orang Lain Dalam Ibadah Haji Halaqah 07 ~ Pembagian Amalan-Amalan Haji Halaqah 08 ~ Rukun Haji Bagian 1 Niat Atau Ihram Dan Wukuf Di Arafah Halaqah 09 ~ Rukun Haji Bagian 2 Thawaf Ifadhah dan Sai’ Halaqah 10 ~ Kewajiban Haji Bagian 1 Ihram Dari Miqat dan Al Halq Serta Memendekan Rambut Halaqah 11 ~ Kewajiban Haji Bagian 2 Wukuf Di Arafah Sampai Tenggelam Matahahari Dan Bermalam di Muzdalifah Halaqah 12 ~ Kewajiban Haji Bagian 3 Melempar Jumroh Halaqah 13 ~ Kewajiban Haji Bagian 4 Bermalam Di Mina dan Thawaf Wada Halaqah 14 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 1 Halaqah 15 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 2 Halaqah 16 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 3 Halaqah 17 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 4 Halaqah 18 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 5 Halaqah 19 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 6 Halaqah 20 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 7 Halaqah 21 ~ Miqot Halaqah 22 ~ Larangan-Larangan Di Dalam Ihram Bagian 1 Halaqah 23 ~ Larangan-Larangan Di Dalam Ihram Bagian 2 Halaqah 24 ~ Larangan-Larangan Di Dalam Ihram Bagian 3 Halaqah 25 ~ Tatacara Haji Dan Umroh Secara Global 📘 Silsilah Fiqh Haji 2 Halaqah 26 ~ Hal – Hal dan Hukum-Hukum yang berkaitan dengan Ihram Bagian 1 Halaqah 27 ~ Hal – Hal dan Hukum-Hukum yang berkaitan dengan Ihram Bagian 2 Halaqah 28 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Yang Berkaitan Dengan Talbiah Halaqah 29 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Yang Berkaitan Dengan Memasuki Masjidil Haram Halaqah 30 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Berkaitan Dengan Thawaf Bagian 01 Halaqah 31 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Berkaitan Dengan Thawaf Bagian 02 Halaqah 32 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Meminum Air Zamzam Halaqah 33 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Sai Halaqah 34 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Menggundul atau Memendekan Rambut Halaqah 35 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Amalan Pada Tanggal 8 Dzulhijjah Atau Hari Tarwiyah Halaqah 36 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Wukuf Di Arafah Bagian 01 Halaqah 37 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Wukuf Di Arafah Bagian 02 Halaqah 38 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Berkaitan Dengan Mabit Atau Bermalam Di Muzdalifah Halaqah 39 ~ Beberapa Perkara dan Hukum yang Berkaitan dengan Amalan di Hari Kurban atau tanggal 10 Dzulhijjah Bagian 01 Halaqah 40 ~ Beberapa Perkara dan Hukum yang Berkaitan dengan Amalan di Hari Kurban atau tanggal 10 Dzulhijjah Bagian 02 Halaqah 41 ~ Beberapa Perkara dan Hukum yang Berkaitan dengan Amalan di Hari Kurban atau tanggal 10 Dzulhijjah Bagian 03 Halaqah 42 ~ Bermalam di Mina pada Hari Tasyrik Halaqah 43 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Amalan Melempar Jumroh di Hari-Hari Tasyrik Bagian 1 Halaqah 44 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Amalan Melempar Jumroh di Hari-Hari Tasyrik Bagian 2 Halaqah 45 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Amalan Melempar Jumroh di Hari-Hari Tasyrik Bagian 3 Halaqah 46 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Thawaf Wada Halaqah 47 ~ Ziarah Masjid Nabawi Halaqah 48 ~ Beberapa Hukum Berkaitan dengan Safar dan Miqot Jeddah Halaqah 49 ~ Masalah Menyembelih Hadyu Tammatu, Melempar 3 Jumroh, Sholat Jumat dan Sholat Hari Raya Bagi Para Jama’ah Haji Halaqah 50 ~ Doa dan Dzikir di Arafah dan Tempat-Tempat Yang Lain 📘 Silsilah Ziaroh ke Kota madinah Halaqah 1 ~ Kota Madinah Sebelum Hijrahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Halaqah 2 ~ Nama-Nama Kota Madinah Halaqah 3 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 01 Halaqah 4 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 02 Halaqah 5 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 03 Halaqah 6 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 04 Halaqah 7 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 01 Halaqah 8 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 02 Halaqah 9 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 03 Halaqah 10 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 04 Halaqah 11 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 05 Halaqah 12 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 06 Halaqah 13 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 01 Halaqah 14 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 02 Halaqah 15 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 03 Halaqah 16 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 04 Halaqah 17 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 1 Halaqah 18 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 2 Halaqah 19 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 3 Halaqah 20 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 4 Halaqah 21 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 01 Halaqah 22 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 02 Halaqah 23 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 03 Halaqah 24 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 04 Halaqah 25 ~ Ziarah Pemakaman Syuhada Uhud 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
Halaqah07; HSI 07 - 06 Shuhuf Ibrahim. By. admin - October 23, 2019. 0. Facebook. Twitter. Google+. Pinterest. WhatsApp. RELATED ARTICLES MORE FROM AUTHOR. HSI 07 - 25 Buah Beriman Dengan Kitab-Kitab. HSI 07 - 24 Penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab Allah. HSI 07 - 23 Hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al-Qurān.
Halaqahyang ke-9 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah tentang "Kitab At-Taurah (Bagian 2)". Diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits, Ke-3 : Bahwasanya Allah telah menulis At-Taurah dengan tangan-Nya. Di dalam sebagian riwayat dari kisah percakapan antara Nabi Adam
AlMumtahanah: 8) Apabila mereka tidak memerangi kaum muslimin, dan tidak mengeluarkan kita dari kampung-kampung kita (daerah kita) maka kata Allāh, "Tidak ada larangan kalian berbuat baik kepada mereka". Mungkin seseorang memiliki tetangga yang non muslim (kāfir) maka boleh kita berbuat baik kepada mereka, (misalnya) mengirim makanan
Halaqahyang ke-7 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang "Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr". Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A'la dan An-Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf
Materiyang diajarkan pada Silsilah Ilmiyyah 9 Beriman Kepada Taqdir yaitu : HSI 09 - Halaqah 01 Pengertian Al Qadha dan Al Qadar. HSI 09 - Halaqah 02 Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allah. HSI 09 - Halaqah 03 Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama Islam. HSI 09 - Halaqah 04 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 1.
tMyhL. fxke6ouxym.pages.dev/210fxke6ouxym.pages.dev/35fxke6ouxym.pages.dev/182fxke6ouxym.pages.dev/99fxke6ouxym.pages.dev/270fxke6ouxym.pages.dev/17fxke6ouxym.pages.dev/308fxke6ouxym.pages.dev/189fxke6ouxym.pages.dev/103
hsi 7 halaqah 9